
Metode Pembelajaran
Sejak Kemendikbud memberikan lampu hijau untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, berbagai pro dan kontra yang muncul. Dari berbagai macam penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang efektif.
Sementara itu, jika kegiatan dilakukan dengan tatap muka, dikhawatirkan akan menimbulkan cluster Covid-19 baru di lingkungan sekolah. Maka, untuk mengantisipasinya, kegiatan belajar mengajar tersebut dapat diantisipasi dengan metode hybrid learning.
Dalam kegiatan simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya sudah menerapkan metode tersebut dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung yang ada disamping itu tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai peserta didik berangkat ke sekolah sampai pulang.
Apa itu Hybrid Learning?
Memang, metode hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka untuk beberapa jam. Hybrid learning dilakukan guna meminimalisir dampak psikososial siswa.
Ada juga yang menganggap hybrid learning sama halnya dengan blended learning. Bentuk pembelajarannya merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Hybrid yang dimaksud adalah pembelajaran tatap muka dilakukan secara rotasi dengan jumlah siswa 50 persen. Misalnya, dari jumlah siswa 32 orang menjadi 16 orang per pertemuan tatap muka di kelas. Sisanya mengikuti kelas pembelajaran daring atau luring, dan bergantian. Pembelajaran tatap muka dilakukan untuk memberi kesempatan bagi anak-anak yang kesulitan melakukan PJJ. Orangtua juga dipersilahkan memilih untuk moda pembelajaran untuk anaknya, bisa mengikuti tatap muka, pembelajaran daring, atau luring.
Bagaimana penerapan Hybrid Learning?
Dalam menerapkan metode hybrid learning, pihak sekolah melakukan analisis kepada peserta didik yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka dan daring. Dengan mempersiapkannya sedemikian rupa, maka kegiatan pembelajaran bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Seperti pembelajaran biasanya, pengajar juga wajib membuat silabus dan rencana pembelajaran. Ini diharapkan agar para peserta didik bisa memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru meskipun ada beberapa kegiatan belajar dilakukan secara online.
Proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode hybrid learning ini dilakukan dengan membagi para peserta didik dalam beberapa shift. Sehingga, ketika proses pelaksanaan belajar mengajar peserta didik sudah bisa mengetahui apakah dia belajar dengan proses daring atau secara tatap muka.
Berita

Metode Pembelajaran
Sejak Kemendikbud memberikan lampu hijau untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, berbagai pro dan kontra yang muncul. Dari berbagai macam penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai kurang efektif.
Sementara itu, jika kegiatan dilakukan dengan tatap muka, dikhawatirkan akan menimbulkan cluster Covid-19 baru di lingkungan sekolah. Maka, untuk mengantisipasinya, kegiatan belajar mengajar tersebut dapat diantisipasi dengan metode hybrid learning.
Dalam kegiatan simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya sudah menerapkan metode tersebut dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung yang ada disamping itu tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai peserta didik berangkat ke sekolah sampai pulang.
Apa itu Hybrid Learning?
Memang, metode hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka untuk beberapa jam. Hybrid learning dilakukan guna meminimalisir dampak psikososial siswa.
Ada juga yang menganggap hybrid learning sama halnya dengan blended learning. Bentuk pembelajarannya merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Hybrid yang dimaksud adalah pembelajaran tatap muka dilakukan secara rotasi dengan jumlah siswa 50 persen. Misalnya, dari jumlah siswa 32 orang menjadi 16 orang per pertemuan tatap muka di kelas. Sisanya mengikuti kelas pembelajaran daring atau luring, dan bergantian. Pembelajaran tatap muka dilakukan untuk memberi kesempatan bagi anak-anak yang kesulitan melakukan PJJ. Orangtua juga dipersilahkan memilih untuk moda pembelajaran untuk anaknya, bisa mengikuti tatap muka, pembelajaran daring, atau luring.
Bagaimana penerapan Hybrid Learning?
Dalam menerapkan metode hybrid learning, pihak sekolah melakukan analisis kepada peserta didik yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka dan daring. Dengan mempersiapkannya sedemikian rupa, maka kegiatan pembelajaran bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Seperti pembelajaran biasanya, pengajar juga wajib membuat silabus dan rencana pembelajaran. Ini diharapkan agar para peserta didik bisa memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru meskipun ada beberapa kegiatan belajar dilakukan secara online.
Proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode hybrid learning ini dilakukan dengan membagi para peserta didik dalam beberapa shift. Sehingga, ketika proses pelaksanaan belajar mengajar peserta didik sudah bisa mengetahui apakah dia belajar dengan proses daring atau secara tatap muka.